(SJO, JAKARTA) — Tugas berat menanti Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabreskrim) baru Irjen Suhardi Alius. Suhardi yang baru dipilih Kapolri Jenderal Sutarman memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, khususnya di bidang penanganan kasus korupsi.
Sejauh ini, dari catatan yang dilansir Indonesian Police Watch (IPW) sedikitnya ada 25 kasus korupsi yang mandek di Bareskrim. Dari sekian kasus korupsi yang diduga melibatkan pihak negeri, swasta, hingga jajaran internal Polri ini disebutkan kerugian negara mencapai ratusan miliar rupiah.
Menurut Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurahman, atas data di atas jelas menjadi tugas berat Suhardi dalam mengemban jabatan Kabareksim. Di samping itu, perwira yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat (Jabar) itu harus melakukan terobosan baru agar seluruh kasus mangkrak tersebut cepat terselesaikan.
Hamidah berujar, Suhardi memiliki kesempatan untuk mengembalikan nama baik Bareskrim dengan menyelesaikan seluruh kasus korupsi yang ada.
"Ini sekaligus menjadi kesempatan Pak Suhardi untuk mengubah citra polisi yang negatif dan menunjukan kepada publik bahwa ia anti-KKN," ujar Hamidah.
Kompolnas mengharapkan Suhardi mampu berakselerasi dengan cepat dalam menjalankan tugasnya sebagai Kabareskrim. Peningkatan crime clearance rate, ia mengatakan, menjadi penting diperhatikan Suhardi agar dapat membuat Bareskrim lebih bertaji.
Dengan statusnya yang merupakan mantan Kepala Divisi Humas Polri, diharapkan pula Suhardi mampu transparan dan rajin berbagi informasi kepada khalayak umum.
Sebelumnya, melalui Surat Telegram Rahasia Kapolri bernomor ST/2312/XI/2013 tertanggal Minggu 24/11/2013, Suhardi ditunjuk Kapolri dan Wanjakti sebagai Kabareskrim. Tampilnya mantan Wakapolda Metro Jaya ini sebagai Tri Brata V (TB5) dianggap jawaban tepat atas kekosongan kursi Kabareskrim nyaris sebulan lamanya.
Kapolri mengatakan, Suhardi dipilih atas integritas, kompetensi, dan pengalaman penugasan yang mumpuni dari jenderal bintang dua itu. Sebagai reserse tulen, Suhardi dianggap dapat mengemban jabatan Kabareskrim dengan baik meskipun statusnya dianggap masih junior.
Justru darah muda yang mengalir dalam statusnya sebagai junior membuat Sutarman yakin, Suhardi dapat membuat Bareskrim galak dalam pemberantasan kejahatan khusunya Korupsi.
"Anak muda punya semangat lebih. Setiap (penanganan kasus) yang dilaporkan ke kita harus (diharapkan) selesai," kata Sutarman.
Sutarman mengatakan memiliki alasan cukup kuat mengangkat Suhardi sebagai Kabareskrim di bawah kepemimpinannya.
Meski merupakan perwira angkatan muda, Sutarman berani mengangkat jenderal bintang dua itu atas alasan kemampuan Suhardi yang mumpuni.
"Sudah saya pertimbangkan, Integritas, kompetensi, pengalaman penugasan, itu komprehensif kita pertimbangkan menunjuk Suhardi," kata Sutarman.
Menyinggung angkatan Suhardi yang merupakan lulusan Akademi tahun 1985, Sutarman mengatakan tak ada masalah dengan status mantan Wakapolda Metro Jaya itu yang masih junior.
Sutarman berujar, bila Polri terus menjadikan senioritas sebagai acuan jabatan, maka Polri tak akan pernah tereformasi.
"Justru itu, kita tidak lagi lihat angkatan. Kalau kita melihat angakatan lagi angkatan lagi, tentu angkatan 81 yang saya angkat. Jadi saya tidak lagi lihat angkatan, tapi integritas dan kompetensi serta pengalaman lain, sehingga wanjak pun memutuskan menunjuk Suhardi,” tegas Sutarman.
Sebelumnya, Kapolri menunjuk Suhardi sebagai Kabareskrim untuk menggantikannya yang naik menjadi Kapolri. Pemilihan Sutarman ini banyak mengagetkan sejumlah pihak yang menyangka Polri tak akan menjadikan perwira muda sebagai Kabareskrim di tengah banyaknya senior polisi.
Apresiasi pun mengalir kepada Sutarman yang berani mendobrak kebiasaan Polri dalam memberikan jabatan hanya melihat faktor senioritas.
"Suhadri memang reserse tulen, dia sangat fasih di bidang reskrim. Sebagai kader muda, dia sangat pantas menjadi Kabareskrim," ujar ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Suhardi Alius bersyukur ditunjuk menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
"Saya berterimakasih. Saya bersyukur kepada Allah dan pimpinan," tegas Suhardi ditemui wartawan sebelum rapat koordinasi pengawasan Polri dan Kompolnas di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (25/11).
Jenderal bintang dua ini mengaku siap dan akan membantu Kapolri di bidang penyidikan, operasional dan pembinaan fungsi teknis reserse di wilayah.
"Pastikan berjalan efektif dan pengawasan berjalan dengan baik. Kalau ada kurang kita perbaiki setelah serah terima," ujarnya.
Suhardi berharap dukungan penuh dari semua pihak dalam menjalankan tugas sebagai Kabareskrim baru. "Dan nantinya kita akan membuka diri mana yang bisa kita rilis dan pengembangan," katanya.
Suhardi merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1985. Dia lahir di Jakarta, 10 Mei 1962. Berbagai jabatan penting pernah diembannya. Antara lain, Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Barat pada 2004, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2005), Direktur V/ Tipiter Bareskrim Polri (2009-2011), Wakapolda Metro Jaya (2011-2012), Kadivhumas Polri (2012-2013) dan kini Kapolda Jabar. (tim)
0 komentar:
Posting Komentar