Beranda » , » Jumlah Penganggur di Jabar Meningkat

Jumlah Penganggur di Jabar Meningkat

Sabtu, 23 November 2013 | 22.13

(SJO, BANDUNG) — Angka pengangguran di Jawa Barat meningkat dalam setahun terakhir, dari 9,08 persen pada 2012 menjadi 9,22 persen atau mencapai 1,87 juta orang, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi.

Peningkatan angka tersebut terjadi meski ada kenaikan pertumbuhan ekonomi provinsi pada kuartal tiga 2013  sebesar 2,37 persen dibandingkan kuartal dua.

Kepala bidang statistik sosial BPS Jawa Barat, Dyah Anugrah mengatakan, peningkatan angka pengangguran itu terjadi karena penyerapan tenaga kerja pada sektor industri padat karya melemah.

Beberapa faktor mempengaruhi hal tersebut, ujarnya, diantaranya kenaikan harga bahan bakar minyak, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, kenaikan tarif dasar listrik dan kenaikan ongkos produksi. Kondisi tersebut berdampak pada melemahnya sektor industri padat karya yang umumnya adalah industri skala kecil atau mikro, katanya.

“Industri kecil, mikro, itu rentan. Jadi kita lihat bulan-bulan lalu kan ada pelemahan nilai Rupiah. Terjadi beberapa kenaikan harga yang cukup memukul industri. Kenaikan BBM, kenaikan harga gas, kenaikan harga listrik. Itu rentan sekali terhadap industri kecil yang jumlah tenaga kerjanya cuma (sedikit). Dan itu biasanya kemudian beberapa hari kemudian tutup. (Itu) yang padat karya. Tapi (industri) yang padat modal anteng-anteng saja,” ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran Nanny Dewi mengatakan, pemerintah seharusnya bisa menstabilkan kondisi terkait kenaikan BBM tersebut. Dengan demikian daya beli masyarakat masih dapat terjaga dan produktivitas industri kecil pun dapat dipertahankan, ujarnya.

“Kebijakan pemerintah kan harus terpadu. Pemerintah harusnya juga memahami bagaimana kemungkinan aksi yang bisa dilakukan oleh perusahaan kalau dia tidak mau menanggung kerugian akibat kenaikan harga-harga barang. Mengurangi produktivitas bukan satu-satunya sebetulnya. Tapi ketika tidak ada kebijakan lain dari pemerintah yang bisa menolong mereka, ya mereka akhirnya akan mengurangi produktivitas,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS Jawa Barat, penyerapan tenaga kerja terbesar di Jawa Barat adalah pada sektor informal. Mereka terserap pada sektor perdagangan, industri rumah makan, dan akomodasi.

Mayoritas di antara angkatan kerja yang bekerja adalah yang berpendidikan SD ke bawah, yaitu sebesar 49,30 persen. Sementara itu, secara nasional, BPS mencatat jumlah pengangguran terbuka hingga Agustus 2013 adalah 7,39 juta orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 7,24 juta orang. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya perlambatan ekonomi pada 2013. Akibatnya, penyerapan tenaga kerja menjadi berkurang. (voa)

0 komentar:

Posting Komentar

INFO GEDUNG SATE

LIPUTAN KHUSUS

 
Media Group : Jabar Zone | Inohong
Copyright © 2010-2013. SJO NEWS - All Rights Reserved
Creating Website
Bandung Media Citra