(SJO, BOGOR) - Media massa, kini dan ke depan, menjadi satu di antara empat pilar penentu kemajuan bangsa. Tiga tonggak yang lain: negara, kalangan pengusaha, dan masyarakat (civil society).
Karenanya, pemerintah --pusat hingga desa-- perlu senantiasa bekerjasama dengan pers agar perannya terealisasi maksimal. Bukan justru sebaliknya, menjauhi atau justru memusuhi insan media.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan menandaskan hal itu saat menjadi salah seorang pembicara di Seminar Empat Pilar Kebangsaan yang digelar MPR-RI dan dalam silaturahim dengan wartawan se-Bogor di Kota Bogor, Kamis, 10 Oktober 2013.
"Media massa adalah pilar keempat yang memiliki kekuatan membangun opini. Media mampu mengubah opini. Bersama media, negara akan sukses menjalankan perannya," ujar Heryawan, yang didampingi Walikota Bogor Ahmad Ru'yat.
Dijelaskan, hanya pihak atau pejabat bersih alias amanah saja yang siap menghadapi wartawan. Bila yang bersangkutan melakukan penyimpangan --terlebih terlibat kasus hukum, kata Heryawan, mereka umumnya menghindar bertemu dengan jurnalis.
"InsyaAllah, saya salah seorang perjabat yang tidak takut media. Di mana dan kapanpun siap menjawab pertanyaan wartawan," tutur Gubernur Jabar seraya tersenyum. Keyakinan ini disambut tepuk tangan sekitar 30 wartawan media cetak dan elektronik se-Bogor.
Heryawan menambahkan, kerjasama baik Pemerintah Provinsi Jabar dengan pers dilandasi strategisnya peran media massa. Sebaik apapun program pemerintah tidak akan berjalan baik tanpa didukung masyarakat. Sementara pers-lah yang memiliki kekuatan untuk mendorong partisipasi masyarakat terhadap program pemerintah.
Dalam acara silaturahim dengan kalangan jurnalis se-Bogor, Heryawan menyempatkan diri melantunkan sebuah lagu Sunda, diiringi orgen tunggal. Usai menghibur wartawan, Gubernur yang lebih kerap disapa Aher, bertukar pikiran dengan pers.
Saat berbicara bersama Pangdam III/Siliwangi Mayjen Dedi Kusnadi dan Kapolda Jabar Irjen Suhardi Alius dalam Seminar Empat Pilar Kebangsaan, Heryawan menegaskan peran negara yang tak lagi sedominan beberapa tahun lalu.
"Kini, civil seciety bersama media massa dapat mengubah pasal-pasal tertentu dalam Undang-undang," ulas Heryawan.
Seminar diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar dan mahasiswa se-Bogor.(bN/rL)
0 komentar:
Posting Komentar