(SJO, BANDUNG) – Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar telah membina kurang lebih 22 Model Desa Konservasi (MDK). Hal itu diutarakan Kepala BKSDA Jabar Joko Prihatno, dalam diskusi media soal pelestarian keanekaragaman hayati hulu Citarum di Bandung, Jum’at (20/9). Menurut Joko, MDK bertujuan agar masyarakat yang tinggal di sekitar hulu Citarum, bisa menjaga pelestarian lingkungannya.
“MDK itu bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelestarian alam sekitar hulu sungai Citarum. Mereka kita bina dalam pengelolaan pertanian dan peternakan, termasuk juga dalam hal pemeiliharaan pohon penhijauan sebagai daerah tangkapan air. Tujuan akhirnya tentu saja untuk pelstarian Citarum itu sendiri” ujarnya.
Joko juga menuturkan, BKSDA Jabar juga saat ini tengah mengelola 8 kawasan konservasi yang menjadi benteng terakhir bagi keberadaan sungai Citarum.
“Ada delapan kawasan konservasi yaitu Cagar Alam Gunung Tilu, Cagar Alam Gunung Burangrang, Cagar Alam Kawah Kamojang, Gunung Tangkuban Parahu, Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi, Kawah Kamojang, dan Gede Pangarango. Di delapan kawasan ini ada sumber-sumber mata air yang masih bagus yang bermuara ke Citarum” katanya.(r22)
Beranda »
Lingkungan
» BKSDA Bina Desa Konservasi untuk Kelestarian Citarum
BKSDA Bina Desa Konservasi untuk Kelestarian Citarum
Sabtu, 21 September 2013 | 13.41
Baca Juga
0 komentar:
Posting Komentar