(SJO, BOGOR) – Angka kematian bayi di Kabupaten Bogor peringkat lima tertinggi dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jabar. Sebab itu, Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah yang memperoleh program dari Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika (USAID).
“Program ini ditujukan menurunkan angka kematian bayi,” ujar Asisten Kesejahteraan Rakya Pemkab Bogor Dadang Irfan, Minggu.
Penyebab tingginya angka kematian bayi, di antaranya karena telatnya penanganan saat proses bersalin dan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah tentang ibu hamil hingga melahirkan dan merawat bayi. “Salah satu penanggulangannya, kita akan pantau lewat Puskesmas dan Posyandu dengan memberikan tindakan medis ke rumah sakit terdekat,” katanya.
Selain itu, sejak September lalu pihaknya gencar memberika vaksin pentavalen yang merupakan program imunisasi dasar 2013. Vaksin pentavalen ini mampu mencegah penyakit, seperti difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta Hib (haemophylus influenza type B).
”Pemberian vaksin ini sudah ada di 101 puskesmas atau di posyandu di seluruh Kabupaten Bogor,” katanya.
Sementara Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Eulis Wulantari menhelaskan, vaksin ini berupa cairan dan diberikan dalam bentuk suntikan. Vaksin ini diperuntukkan bayi berusia dua bulan dan diberikan tiga dosis, sehingga bayi hanya disuntik tiga kali dengan interval waktu minimal satu bulan
“Pengenalan vaksin baru ini dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian bayi dan ibu untuk pencapaian Millennium Development Goals (MDG) atau tujuan pembangunan millenium,” ujaranya seraya menyebutkan vaksin ini harganya Rp350.000 di rumah sakit swasta dan baru disebarkan di empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Bali, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat. (bgr)
Beranda »
Daerah
,
Kabupaten Bogor
,
Lintas Daerah
» Kematian Bayi di Kabupaten Bogor Tertinggi di Jabar
Kematian Bayi di Kabupaten Bogor Tertinggi di Jabar
Minggu, 06 Oktober 2013 | 09.01
Baca Juga
0 komentar:
Posting Komentar